Muzayyin Arif bertemu Duta Besar Indonesia untuk Turki, M.E DR. Lalu Muhammad Iqbal, di kantor kedutaan besar Indonesia di Sukarno Street, di Wilayah Cankaya Provinsi Ankara, Turki. |
INSTINGJURNALIS.COM - Nuansa Pilkada di Kabupaten Sinjai sudah masuk difase dimana sejumlah masyarakat terkondisikan untuk memprofilisasikan dan kemampuan kepemimpinan sosok figur yang akan memimpin Bumi Panrita Kitta lima tahun kedepan.
Bagaimana tidak dengan kondisi sosial,perekonomian lokal dan sumber daya masyarakat belum mengalami perubahan yang signifikan,berbagai tanggapan dari sejumlah tokoh masyarakat menilai terpuruknya kondisi Kabupaten Sinjai saat ini.
Dari ribuan masyarakat Sinjai Versi pembaca media ini mulai angkat pendapat terkait sosok pemimpin yang cocok untuk Kabupaten Sinjai,diantara salah satunya adalah Ahmad dalam komentarnya yang merupakan warga Sinjai Timur.
Dirinya menjelaskan bahwa Bumi Panrita Kitta yang merupakan nama lain Kabupaten Sinjai butuhkan pemimpin berjiwa cendikiawan yang memiliki filosofi kemimpinan dan paham falsafah kedaerahan yang bijaksana serta tidak menitik beratkan sisi lain dalam mengambil suatu keputusan,dan menurutnya itu ada pada sosok Muzayyin Arief akronim dari MA.
"melihat kondisi saat ini sudah saatnya kita memilih pemimpin yang bisa membawa daerah Sinjai agar lebih baik kedepannya,karena satu daerah bisa membawa masyarakatnya semakin sejahtera jika pemimpinnya amanah dan memiliki rasa tanggung jawab serta paham filosofi kepemimpinan dan itu menurutku dimiki oleh sosok Muzayyin Arief"jelasnya
Kemudian lanjut tokoh masyarakat Sinjai Timur ini menjelaskan bahwa tidak cukup hanya dengan bekal keilmuan yang agamis tetapi juga butuh pengalaman kepemimpinan untuk memutuskan satu keputusan disetiap keorganisasian untuk mencapai visi dan misi yang dibutuhkan masyarakat mada umumnya.
"selain agamis sosok Musayyin ini memiliki pengalaman yang berpuluhan tahun diorganisasi dan bahkan sekarang masih aktif dan terpilih sebagai anggota DPRD Provinsi Sulsel dan mandiri serta memiliki banyak organisasi besar yang bertaraf internasional serta uasaha sendiri"ungkapnya.
Menurutnya sikap positif yang perlu pemimpin miliki, yaitu jujur, adil, pintar, loyal, dan karismatik. Lima sikap tersebut menurutnya termasuk penting karena menunjang proses kepemimpinan seseorang dalam mengelola dan membawa organisasi mencapai visi tujuan.
"selain masih muda yang memiliki pengamatan yang tajam terhadap dunia di sekitar mereka Musayyin diharap menjadi Bupati di Sinjai" katanya.
Diketahui secara ilmiah sosok cendekiawan memiliki sifat analitis dan metodis. Jadi, bagaimana tepatnya mereka memimpin tim dengan amanah serta mudah mencapai tujuan dengan baik.
Seperti halnya yang disampaikan oleh mantan ketua Mahkama Konstitusi yang juga akademisi serta politikus menjelaskan bahwa hadirnyaKepemimpinan Cendekiawan menunjukkan kepada kaum muda bahwa selama ini bisa memimpin dan berpikiran sama yang ingin membangun dunia yang damai, inklusif,serta berkelanjutan.
“Peranan cendekiawan sangat diperlukan dalam kemajuan bangsa,” demikian yang diungkapkan oleh Ketua Mahkamah Konstitusi Moh Mahfud MD yang juga menjabat Ketua Umum Ikatan Alumni Universitas Islam Indonesia (IKA UII), saat pelantikan pengurus IKA UII Wilayah Riau di Ballroom Hotel Aryaduta, Pekanbaru.
Dalam pidatonya, Mahfud MD menjelaskan betapa pentingnya peranan seorang cendikiawan untuk mempertahankan keutuhan bangsa ini dan seorang sarjana yang harus bersikap sebagai cendikiawan yang terus peduli terhadap kemajuan bangsa ini.
“Seorang cendekiawan akan selalu berjuang demi bangsa dan masyarakat, ” tegas Mahfud MD. Mahfud selanjutnya mengatakan, “Alangkah indahnya negara Indonesia yang merdeka, kita harus selalu berjuang untuk mempertahankannya dan negara ini perlu adanya pemimpin cendekiawan yang bersikap bijak.“dipetik di beberapa media.
Penulis : Fauzan
Editor : INSTING JURNALIS
- SIMAK BERITA & ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS
- BERLANGGANAN DI CHANNEL WHATSAPP
Komentar0