Ilustrasi |
INSTINGJURNALIS.COM - Dalam penutupan perdagangan hari ini, nilai tukar rupiah mengalami penurunan drastis. Data dari Bloomberg menunjukkan bahwa rupiah melemah sebanyak 327 poin atau setara dengan 2,07 persen menjadi mencapai Rp16.175 per dolar AS.
Menurut analisis dari Ibrahim Assuaibi, seorang Analis Pasar Uang, pada Selasa (16/4/2024), penguatan dolar AS disebabkan oleh stagnasi inflasi di Amerika Serikat dan pertumbuhan ekonomi yang solid. Hal ini membuat investor menunda harapan akan penurunan suku bunga oleh bank sentral AS. Bahkan, ia menambahkan bahwa Federal Reserve (The Fed) memperkirakan pemangkasan suku bunga akan lebih sedikit dari yang sebelumnya diperkirakan, yaitu kurang dari dua kali sebesar 25 basis poin pada akhir tahun ini.
Sebelumnya, The Fed diperkirakan akan melakukan pemangkasan sebanyak tiga kali pada tahun ini. John Williams, Presiden The Fed New York, juga mengkonfirmasi pada Senin lalu bahwa kebijakan The Fed masih cenderung restriktif.
Selain itu, meningkatnya ketegangan di Timur Tengah juga menjadi fokus perhatian para pelaku pasar, yang memicu peningkatan permintaan terhadap dolar AS sebagai aset safe haven. Di dalam negeri, pelaku pasar menunggu untuk melihat dampak Ramadan dan Lebaran terhadap pertumbuhan ekonomi domestik.
Diperkirakan bahwa dampaknya akan menyumbang sekitar 0,14-0,25 persen poin terhadap ekonomi, sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal pertama tahun ini diperkirakan berada di kisaran 5-5,1 persen. Salah satu penopangnya adalah meningkatnya belanja dari program bantuan sosial (bansos) dan pelaksanaan pemilu.
Namun, di sisi lain, tren inflasi diperkirakan akan meningkat akibat kenaikan harga pangan. Tingginya laju inflasi menjadi salah satu faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi pada triwulan pertama tahun 2024 karena menurunkan daya beli masyarakat.
Editor : INSTING JURNALIS
- SIMAK BERITA & ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS
- BERLANGGANAN DI CHANNEL WHATSAPP
Komentar0