INSTINGJURNALIS.COM [ADS] - Fenomena El Nino atau Kemarau panjang mulai berdampak terhadap ketersediaan air bersih bagi masyarakat Sinjai. Tak hanya itu, fenomena ini juga berdampak pada rusaknya lahan pertanian yang ada.
Dari data Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (DTPHP) Sinjai, setidaknya ada ratusan hektar tanaman padi yang rusak, itu terdiri 13 hektar tanaman padi mengalami puso (tidak ada hasil), kategori rusak ringan ada 244 hektar, rusak sedang ada 137 hektar dan kategori rusak berat sekitar 50 hektar.
Sekretaris TPHP Sinjai Waris, mengatakan lahan yang rusak ini berada di Kecamatan Sinjai Barat dan Sinjai Borong yang sementara dalam musim tanam, sedangkan 6 kecamatan lainnya sudah panen sejak bulan Agustus lalu.
"Akibat elnino ini laporan yang kami terima per hari ini sudah ada 13 hektar yang mengalami puso. Itu terjadi di desa Biji Nangka (3 ha), Batu Belerang (3 ha), Pasir Putih (1 ha), Bonto Salama (4 ha) dan Turungan Baji (2 ha). Itu sudah tidak bisa terselamatkan lagi," ungkapnya, Jumat (6/10).
Sementara yang mengalami kerusakan berat terancam gagal panen sehingga dibutuhkan perhatian serius yang harus ditempuh dalam satu hingga dua pekan kedepan agar persawahan tersebut bisa mendapatkan air.
Kerusakan lahan pertanian tersebut dipicu karena debit air sungai berkurang yang menyebabkan saluran irigasi yang dialirkan ke sawah juga mengalami penurunan serta adanya pekerjaan rehabilitasi irigasi yang sementara berjalan sehingga penyaluran air ke persawahan tidak maksimal.
Olehnya itu, langkah yang ditempuh untuk mengurangi jumlah area sawah agar tidak mengalami gagal panen adalah dengan memobilisasi bantuan pompa yang ada di kelompok tani khususnya di wilayah yang memiliki sumber mata air.
Sedangkan, untuk wilayah yang tidak memiliki sumber mata air, pihaknya memberlakukan pengaliran air ke sawah secara bergilir dari proyek irigasi yang sementara dalam proses perbaikan.
"Kami sudah meminta kepada dinas terkait yang melakukan rehab irigasi untuk secara bergantian dilakukan pengaliran selama 3 hari kemudian 3 hari berikutnya direhab lagi, karena ini satu-satunya jalan supaya tidak gagal panen," jelasnya.
Untuk tanaman Hortikultura, lanjut Waris, dampak kemarau panjang ini hanya menyebabkan tanaman cabe yang ada di desa Boto Lempangeng terancam gagal sekitar 10 are. Sedangkan di desa lainnya baik itu cabe, dan sayur-sayuran masih aman.
Di sektor perkebunan tidak berdampak dengan kemarau panjang saat ini. Bantuan tanaman pala yang telah diberikan kepada petani saat ini dalam kondisi aman. Sementara untuk kelapa genjah sebagian besar petani belum melakukan penanaman.
"Untuk buah pala yang sudah ditanam kondisinya aman. Sedangkan untuk kelapa genjah yang sudah dibagikan beberapa waktu lalu saat ini masih berada dipekarangan rumah kelompok tani sambil rutin disiram. Mereka tanam nanti ketika cuaca bagus," bebernya. (*)
SIMAK BERITA & ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS
ATAU BERLANGGANAN DI TELEGRAM
Komentar0