RSUD Sinjai |
INSTINGJURNALIS.COM -- Bayi asal Desa Alenangka Kecamatan Sinjai Selatan, Maulidyah Azzahrah mendapat perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sinjai. Semua biaya perawatan dan obat-obatan ditanggung oleh Pemerintah Kabupaten Sinjai.
Kepala Bidang Pelayanan Medis dan Keperawatan, A. Fatmawati Yusuf menjelaskan, berdasarkan hasil diagnosa, pasien tersebut mengalami CAP (community acquired pneumonia) atau radang paru dan epilepsi (gangguan pada saraf).
Selain itu, kekurangan energi dan protein pada pasien ditandai dengan BB/U yang < -3 SD pada kurva WHO. Anak tampak sangat kurus krn kehilangan massa lemak dan otot. Penyebabnya, bisa karena primer dari kekurangan energi dan protein yang diperoleh dari makanan. Bisa juga disebabkan oleh sekunder dari penyakit atau keduanya.
Oleh karena itu, bayi tersebut tengah ditangan oleh dokter spesialis anak berkolaborasi dengan dokter spesial gizi klinik. Termasuk intervensi gizi dan penyakit lainnya. Terapi nutrisi diberikan mengikuti fasenya. Mulai dari stabilisasi, transisi, rehabilitasi dan tumbuh kejar.
"Target awal di rumah sakit rencana perawatan 14 hari dengan kenaikan berat badan secara bertahap dan kemampuan makan anak sudah baik," bebernya.
Kendati demikian, orang tua pasien tidak perlu khawatir akan biaya perawatan obat-obatan. Sebab, Pemerintah Kabupaten Sinjai siap membiayai perawatan pasien selama berada di RSUD Sinjai. "Yang bersangkutan ditanggung melalui asuransi kesehatan, surat eligibilitas pelayanannya sudah terbit, jadi gratis," tambahnya.
Kepala Puskesmas Samaenre, Kecamatan Sinjai Selatan, dr.A.Wahyu Adliah Dachlan mengungkap, sejak awal pasien tersebut sudah tersentuh pelayanan. Mulai dari Puskesmas, lalu dirujuk ke RSUD Sinjai pada tanggal 24 Februari lalu, lalu dirujuk ke Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo Makassar.
Di masa perawatan, petugas PKM Samaenre beberapa kali berkunjung ke rumahnya untuk memantau kondisi pasien. Namun, pasien masih berada di Makassar. Olehnya itu, dia meminta agar pihak keluarga segera melaporkan ke petugas kesehatan jika bayi tersebut keluar dari rumah sakit.
Hanya saja, pihak keluarga tidak memberi informasi ke petugas kesehatan terkait kondisi pasien. Termasuk ke pihak lintas sektor, baik Pemerintah Desa dan kader posyandu. Bahkan, dia keluar terpaksa dari Rumah Sakit Wahidin juga tidak disampaikan.
"Kami telusuri ternyata dia tidak melapor karena keluarganya sudah pasrah, ibunya mulai depresi, dan mau berobat ke dukun," terangnya.
Akan tetapi, pihaknya tetap berupaya agar pasien mendapat pelayanan kesehatan. Bergerak bersama pemerintah setempat dan stakeholder terkait lainnya. "Atas pencarian kami selama tiga hari, Alhamdulillah pasien sudah dirawat di rumah sakit sejak kemarin," tambahnya. (satria)
Komentar0