INSTINGJURNALIS.com - Bukan sekadar wacana, tetapi program pro rakyat yang digulirkan Bupati Sinjai Andi Seto Asapa (ASA) kurun waktu tiga tahun memimpin Kabupaten Sinjai sangat dirasakan manfaatnya.
Seperti halnya program unggulan di bidang pendidikan berupa bantuan seragam sekolah gratis yang dicetuskan sangat bermanfaat bagi keluarga yang kurang mampu.
Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Sinjai, Andi Jefrianto Asapa menuturkan, berdasarkan temuan di lapangan, kendala yang dialami orang tua siswa untuk menyekolahkan atau melanjutkan pendidikan anaknya karena seragam sekolah.
"Ada beberapa catatan kami setelah turun ke kecamatan, memang kendala mereka (orang tua) mempersiapkan seragam perlengkapan sekolah bagi anak-anak sehingga mereka enggan menyekolahkan anak - anaknya," kata dia, Selasa (8/2/2022)
Namun setelah program ini berjalan, para orang tua akhirnya bersedia untuk melanjutkan dan menyekolahkan anaknya di satuan pendidikan yang ada.
"Setelah kita edukasi, alhamdulillah mereka merasa sangat terbantu dengan program seragam sekolah ini dan bersedia kembali menyekolahkan anaknya di satuan pendidikan," kata mantan Kepala Badan Kesbangpol Sinjai ini.
Dari data Disdik Sinjai, kini total anggaran yang digelontorkan untuk program unggulan di bidang pendidikan ini adalah sebesar Rp11,3 miliar lebih. Jumlah itu termasuk untuk tahun anggaran 2022 dengan rincian di tahun 2019 sebesar Rp2,7 miliar, tahun 2020 dan 2021 masing-masing sebesar Rp2,8 miliar dan tahun 2022 sebesar Rp3 miliar lebih.
"Ini akan tetap berlanjut selama lima tahun kepemimpinan pak Bupati sebagai wujud kepeduliannya terhadap pendidikan di Sinjai sehingga setiap tahun kita anggarkan sampai tahun 2023 mendatang," jelasnya.
Bahkan program yang direalisasikan Bupati ASA sejak tahun pertamanya memimpin Kabupaten Sinjai itu, juga mampu mendorong dan meningkatkan minat anak untuk melanjutkan pendidikan.
Sementara itu, Bupati ASA mengatakan, program ini memang dicetuskan setelah melakukan identifikasi permasalahan di masyarakat, dimana salah satu faktor penyebab anak putus sekolah atau tidak melanjutkan sekolah adalah karena biaya.
"Banyak faktor yang menjadi kendala orang tua untuk melanjutkan sekolah anaknya salah satunya faktor ekonomi yang tidak bisa menyiapkan seragam, makanya kita rumuskan melalui program ini dan Alhamdulillah sudah dirasakan," kata Bupati ASA.
Pencetusan program tersebut kata dia, juga merupakan bagian dari komitmennya dalam upaya pelaksanaan wajib belajar 12 tahun yang sejatinya telah dimulai sejak akhir 2013 dengan memberikan keringanan kepada orang tua siswa.
"Jadi Program ini menjadi sebuah gerakan menjaring anak yang berhenti sekolah dan menekan angka putus sekolah sekaligus meningkatkan dan menunjang kualitas pendidikan di Sinjai," ungkap Alumni Monash Australia University itu. (*)
Komentar0