Joko Widodo - Ist |
INSTINGJURNALIS.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif Bimata Politica Indonesia (BPI) Panji Nugraha mengatakan, menjelang akhir tahun menjadi refleksi rakyat untuk mengevaluasi kinerja Jokowi selama 4 tahun ini dari berbagai isu yang muncul salah satu yang menarik adalah soal utang BUMN yang membengkak dan melampaui utang Pemerintah.
Hal tersebut menambah rentetan buruk kinerja Jokowi selama memimpin Indonesia.
“Sulit bagi Jokowi sebagai Presiden sekaligus petahana dalam Pilpres 2019 menunjukkan prestasi, upaya mengkapitalisasi isu prestasi infrastruktur justru saat ini sednag disorot oleh KPK. Di sisi lain BUMN yang menjadi salah satu ujung tombak perekonomian Indonesia mengalami masalah serius khususnya soal utang yang semakin membengkak dan beresiko”, tutur Panji, Senin (31/12/2018) dalam keterangannya.
Panji menambahkan, nilai utang BUMN yang mencapai Rp. 5.271 triliun tersebut, menjelaskan jika selama Jokowi memimpin Indonesia sulit untuk menngembangkan dan menaikkan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Selain selalu meleset dari target tahunan RPJMN pertumbuhan ekonomi Indonesia juga stagnan diangka 5%. hal tersebut jelas mempersulit Jokowi sebagai petahana meyakinkan rakyat untuk kembali memilihnya pada 2019.
“Banyak janji Jokowi yang meleset dari soal tidak akan pernah berutang hingga soal memperkuat BUMN dengan seperti membeli kembali Indosat. Namun hingga saat ini janji-janji tersebut tak pernah terealisasi. Dan wajar jika publik saat ini mengkritik hasil kerja Jokowi dengan menumpuk utang BUMN sebagai hadiah untuk rakyat di tahun baru ini”, tutup Panji. (*)
Editor : Ardy