Joko Widodo - Handover |
Direktur Eksekutif Nurjaman Center for Indonesian Democracy (NCID) Jajat Nurjaman mengatakan, sikap pemerintah yang mengeluarkan Paket Kebijakan Ekonomi jilid ke-16 yang diantaranya memperbolehkan asing memiliki saham 100 persen adalah langkah blunder Jokowi ditengah masa kampanye.
Pasalnya, langkah tersebut sangat bertentangan dengan kampanye yang dilakukan oleh tim Prabowo-Sandi yang lebih mendorong UKM sebagai penggerak ekonomi.
“Selama ini Jokowi dikenal mempunyai basis dukungan kuat dari arus bawah dengan brand pro rakyatnya, tapi dengan adanya kebijakan ini justru akan membuat Jokowi ditinggalkan para pendukungnya karena jelas sudah berpihak kepada asing, kewenangan memperbolehkan asing memiliki 100 persen saham dalam kategori UKM adalah bentuk nyata pengkhiatan kepada rakyat kecil” tutur Jajat, Senin (19/11/2018).
Jajat menambahkan, ditahun politik seperti sekarang ini berbagai cara dilakukan untuk menarik perhatian masyarakat, salah satunya adalah peran dari penguasaha asing, dengan adanya kebijakan ini adalah bukti lebih mementingkan penguasaha asing.
"Saya kira apa yang terjadi di Bali beberapa waktu patut menjadi pertimbangan pemerintah, karena pada kenyataanya tidak semua yang namanya investasi yang diberikan asing bisa memberikan keuntungan bagi rakyat,"
“Ini merupakan blunder yang kesekian kali dari Jokowi di tahun politiknya, sebaliknya dari kejadian ini kubu Prabowo-Sandi semakin diuntungkan yang dalam setiap kampanyenya konsisten membahas tentang ekonomi terutama ekonomi rakyat menengah ke bawah salah satunyanya adalah program meningkatkan UKM, apa yang terjadi saat ini bukanlah satu kebetulan, tapi bisa jadi merupakan kelemahan dari tim Jokowi sendiri yang gagal memanfaatkan momentum kampanye”, tutup Jajat. (*)
Editor : Ardy