Ilustrasi |
Hal tersebut dapat dilihat dari tujuan dan visi capres - cawapres yaitu Prabowo – Sandiaga Uno maupun Jokowi – Maruf Amin.
“Rakyat perlu memilih secara obyektif agar tak salah memilih pemimpin pada Pilpres 2019, siapakah pasangan calon yang mampu membuat Indonesia keluar dari keterpurukan, dan saat ini para pasangan calon sudah membocorkan visi mereka, seperti pasangan Prabowo – Sandi fokus dalam bidang ekonomi dan Jokowi-Maruf Amin fokus pada persoalan rekonsiliasi lebih kepada soal persatuan dan ideologi”, tutur Panji, Senin (20/8/2018).
Panji menambahkan, dari kedua gagasan yang ditawarkan kepada masyarakat sudah tentu dituntut relevansinya dengan keadaan Indonesia dewasa ini, apakah persoalan Indonesia adalah persoalan rekonsiliasi ideologi soal ras, suku dan agama?, ataukah persoalan ekonomi soal lapangan pekerjaan, anjloknya rupiah dan harga-harga bahan pokok melambung tinggi, ?
Mengapa demikian.
Sepertinya dua ide gagasan ini dilatar belakangi oleh pasangan capres – cawapres, Prabowo yang fokus ekonomi memilih Sandiaga Uno untuk mendampinginya karena melihat latar belakang Sandiaga Uno sebagai pebisnis yang mengerti persoalan ekonomi, begitu juga Prabowo sebagai turunan dari bengawan ekonomi Soemitro Djojohadikusumo dan Margono Djojohadikusumo pendiri Bank BNI.
Kemudian disisi lain, Jokowi memilih berpasangan dengan Maruf Amin Ketua MUI yang melihat persoalan Indonesia lebih kepada soal persatuan yang terancam karena SARA, maka dari itu tidak salah pula memilih Maruf Amin sebagai pendampingya karena berlatar belakang sebagai Rais Aam NU yang dinilai mampu untuk mewujudkan visi rekonsiliasi tersebut.
“Dari dua gagasan yang ditawarkan oleh pasangan Prabowo – Sandi maupun Jokowi – Maruf masyarakat dapat menentukan pilihannya ingin Indonesia sejahtera atau Indonesia bersatu. Artinya kedepan pasangan calon akan mempertajam gagasan tersebut dengan program-program yang dapat di implementasikan secara nyata untuk masyarakat, dari sinilah dimulai masyarakat harus cerdas memilih berdasarkan hal tersebut bukan berdasarkan sentimen”, tutup Panji. (*)
Editor : Satria